KEGUNAAN KODE KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA (KLU)
Kode KLU dipergunakan untuk : (Pasal I angka 1 KEP-321/PJ/2012)
- Penatausahaan data Wajib Pajak, seperti data Kelompok Kegiatan Ekonomi Wajib Pajak dalam Master File Wajib Pajak dan Kelompok Kegiatan Ekonomi pada Surat Pemberitahuan;
- Dasar penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Netto;
- Keperluan lainnya.
-
STRUKTUR KODE KLU (Lampiran I KEP-321/PJ/2012)
-
- KLU menggunakan kode angka sebanyak 5 (lima) digit, dan satu digit berupa kode alfabet yang disebut kategori. Kode alfabet bukan merupakan bagian dari kode KLU, tetapi kode alfabet ini dicantumkan dengan maksud untuk memudahkan di dalam penyusunan tabulasi sektor atau lapangan usaha utama.
- Kode Klasifikasi Lapangan Usaha Wajib Pajak terdiri dari 5 (lima) digit yang menunjukkan Golongan Pokok, Golongan, Subgolongan dan Kelompok Kegiatan Ekonomi dengan struktur sebagai berikut:
- KLU menggunakan kode angka sebanyak 5 (lima) digit, dan satu digit berupa kode alfabet yang disebut kategori. Kode alfabet bukan merupakan bagian dari kode KLU, tetapi kode alfabet ini dicantumkan dengan maksud untuk memudahkan di dalam penyusunan tabulasi sektor atau lapangan usaha utama.
x |
– |
– |
– |
– |
= |
Kode Golongan Pokok, adalah dua digit pertama dari KLU |
x |
x |
x |
– |
– |
= |
Kode Golongan, adalah tiga digit pertama dari KLU |
x |
x |
x |
x |
– |
= |
Kode Subgolongan, adalah empat digit pertama dari KLU |
x |
x |
x |
x |
x |
= |
Kode Kelompok , terdiri atas lima digit dan berfungsi sebagai kode KLU Wajib Pajak |
Struktur dan pemberian kode untuk KLU adalah seperti berikut:
- Kategori, menunjukkan garis pokok penggolongan kegiatan ekonomi. Penggolongan ini diberi kode satu digit kode alfabet. Dalam KLU, seluruh kegiatan ekonomi di Indonesia digolongkan menjadi 21 kategori. Kategori – kategori tersebut diberi kode huruf dari A sampai dengan U.
- Golongan Pokok, merupakan uraian lebih lanjut dari kategori. Setiap kategori diuraikan menjadi satu atau beberapa golongan pokok (sebanyak-banyaknya 5 golongan pokok, kecuali industri pengolahan) menurut sifat masing-masing golongan pokok. Setiap golongan pokok diberi kode dua digit angka.
- Golongan, merupakan uraian lebih lanjut dari golongan pokok. Kode golongan terdiri dari tiga digit angka yaitu dua digit angka pertama menunjukkan golongan pokok yang berkaitan dan satu digit angka terakhir menunjukkan kegiatan ekonomi dari setiap golongan bersangkutan. Setiap golongan pokok dapat diuraikan menjadi sebanyak-banyaknya sembilan golongan.
- Subgolongan, merupakan uraian lebih lanjut dari golongan. Kode subgolongan terdiri dari empat digit, yaitu kode tiga digit angka pertama menunjukkan golongan yang berkaitan, dan satu digit angka terakhir menunjukkan kegiatan ekonomi dari subgolongan bersangkutan. Setiap golongan dapat diuraikan lebih lanjut menjadi sebanyak-banyaknya sembilan subgolongan.
- Kelompok, dimaksudkan untuk memilah lebih lanjut kegiatan yang tercakup dalam suatu subgolongan, menjadi beberapa kegiatan yang lebih homogen.
PERBANDINGAN KLU WP 2003 DENGAN KLU 2012 (Lampiran I KEP-321/PJ/2012)
KLU 2012 |
KLU 2003 |
||||
Kategori |
Judul Kategori |
Golongan |
Kategori |
Judul Kategori |
Golongan |
A |
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan |
01 s.d 03 |
A |
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan |
01 dan 02 |
|
|
|
B |
Perikanan |
5 |
B |
Pertambangan dan Penggalian |
05 s.d 09 |
C |
Pertambangan dan Penggalian |
10 s/d 14 |
C |
Industri Pengolahan |
10 s.d. 33 |
D |
Industri Pengolahan |
15 s/d 37 |
D |
Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin |
35 |
E |
Listrik , Gas dan Air |
40 dan 41 |
E |
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang, |
36 s.d. 39 |
|
|
|
F |
Konstruksi |
41 s.d. 43 |
F |
Konstruksi |
45 |
G |
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil |
45 s.d. 47 |
G |
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil, Sepeda Motor, serta Barang-Barang Keperluan Pribadi dan Rumah Tangga |
50 s/d 54 |
H |
Transportasi dan Pergudangan |
49 s.d. 53 |
I |
Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi |
60 s/d 64 |
I |
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum |
55 dan 56 |
H |
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum |
55 |
J |
Informasi dan Komunikasi |
58 s.d. 63 |
|
|
|
K |
Jasa Keuangan dan Asuransi |
64 s.d. 66 |
J |
Perantara Keuangan |
64 s/d 67 |
L |
Real Estat |
68 |
K |
Real Estat, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan |
70 s/d 74 |
M |
Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis |
69 s.d. 75 |
|
|
|
N |
Jasa Persewaan, Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan |
77 s.d. 82 |
|
|
|
O |
Administrasi Pemerintahan dan Jaminan Sosial |
84 |
L |
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib |
75 |
P |
Jasa Pendidikan |
85 |
M |
Jasa Pendidikan |
80 |
Q |
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial |
86 s.d. 88 |
N |
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial |
85 |
R |
Kebudayaan, Hiburan dan Rekreasi |
|
O |
asa Kemasyarakatan, Sosial, dan Kegiatan Lainnya |
90 s/d 93 |
S |
Kegiatan Jasa Lainnya |
|
|
|
|
T |
Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga; Kegiatan |
|
P |
Jasa Perorangan |
95 |
U |
Kegiatan Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional |
99 |
Q |
Badan Internasioanal, dan Badan Ekstra Internasional Lainnya |
99 |
|
|
|
X |
Kegiatan yang Belum Jelas Batasannya |
0 |
KETENTUAN TERKAIT
-
- KEP-321/PJ/2012 tentang Perubahan atas Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-233/PJ/2012 tentang Klasifikasi Lapangan Usaha Wajib Pajak